Cinta bukan sekadar siapa yang buat kita ketawa. Bukan hanya tentang gurauan manis, senyuman yang menenangkan atau momen bahagia yang terasa sempurna. Cinta yang sebenar sebenarnya diuji pada saat kita berada di titik paling lemah, saat air mata mengalir tanpa mampu ditahan, saat hati terasa terlalu berat untuk dibawa dan saat kaki sendiri tak lagi kuat untuk berdiri.
Dalam hidup ni, bukan setiap hari kita kuat. Betul tak? Ada mass kita tersenyum, tapi dalam diam jiwa sedang menanggung sesuatu yang orang lain tak nampak. Ada hari kita cuba berpura-pura okey, sedangkan dalam hati sedang runtuh satu persatu.
Pada waktu inilah kita akan benar-benar nampak siapa yang sekadar hadir untuk keseronokan dan siapa yang benar-benar memilih untuk tetap ada walau keadaan kita tak lagi sempurna. Cinta yang tulus tak pernah memilih hanya pada waktu indah. Ia tak hadir hanya ketika kita berjaya, bahagia atau penuh tawa.
Cinta yang sebenar sanggup duduk diam di sebelah kita saat kita menangis tanpa suara, sanggup memegang tangan kita walaupun kita sendiri sudah terasa tak berharga dan sanggup terus bertahan walaupun perjalanan itu penuh luka dan ujian. Kadang-kadang cinta bukan tentang kata-kata romantik yang panjang, tapi tentang kehadiran seseorang yang tak pernah beransur pergi.
Ia tentang seseorang yang masih melihat nilai diri kita walaupun kita berada dalam keadaan paling rapuh. Seseorang yang tak canggung melihat air mata kita, tak menjauh saat kita hilang senyuman dan tak menyerah hanya kerana kita sedang jatuh.
Kalau dalam hidup ini kita bertemu seseorang yang tetap ada saat kita tak mampu berdiri sendiri, hargailah dia. Sebab, tak ramai sanggup bertahan melalui sisi paling gelap dalam hidup seseorang. Dan kalau kita sendiri mampu menjadi orang seperti itu untuk seseorang, maka kita sedang memegang makna cinta yang sebenar. Bukan hanya hadir untuk bahagia, tapi tetap setia walau hati sedang berperang dengan luka.
#luahanrasa

No comments:
Post a Comment